Kumpulan Pernah

Cerita Sekenanya #10

Posted in pernah jalan-jalan by Lisistrata on July 14, 2010

Heading to the Unpronouncable city in Poland, Wroclaw.

Wroclaw, masih di Polandia. saya membacanya “Rock-law”. Tapi ternyata salah besar. Dan jika saya ditanyai oleh teman saya,”Mau ke kota mana lagi setelah ini?”, saya jawab saja,”to the unpronuncable city in Poland, around five hours from Krakow”.

Dan setelah saya baca buku pedoman perjalanan lokal, dengan tips-tips lokal (untuk menghindari Wisata, dengan “W” besar), ternyata Wroclaw, dibaca frot-swaf. Jauh sekali bedanya!!! Dan setelah itu jika ada yang menanyakan, saya menjawab dengan pede, “Frot-swaf”, dan giliran mereka yang tidak tahu. Karena selain unpronouncable, juga tidak turistis. Saya pun menyinggahi juga karena saya mendapat tiket penerbangan dengan harga terjangkau menuju Paris. Meski tidak mendarat di Paris, tapi pinggiran dekat Paris, untuk menuju rumah Arnaud (seorang Prancis yang sudah menjadi teman dekat dari teman2 saya di Jogja, yang bahkan belum pernah saya temui, tapi mau memberi tumpangan di Paris.hehe,..).

Sesampai di Wroclaw, seperti biasa, mencari tempat penginapan, yang kali ini letaknya sekitar 20 menit berjalan kaki dari pusat kota. 10 menit dengan tram. Hostel berada di kompleks mahasiswa. Sebenarnya memang asrama mahasiswa yang disulap menjadi hostel di musim panas. Sehingga saya bisa dapat dengan harga murah, cukup ruang dan sempurna  tenangnya. Sangat kondusif untuk beristirahat setelah perjalanan di beberapa kota. Dan suhunya juga sempurna, tidak perlu pake selimut ketika tidur, tidak perlu juga buka baju. Bangun siang pun tidak kepanasan.

Tapi memang cukup sulit untuk menemukan tempat ini, karena hostel dadakan, tidak ada yang tahu. Jadi memang tidak lucu lagi kadang kalau kesasar, dengan backpack seberat kurang lebih 15 kilo berjalan kesana kemari, dan jarang sekali orang berbicara bahasa Inggris lancar, meski mau membantu. Hampir setangha jam saya berjalan mencari hostel. Karena lelah, saya memutuskan untuk berhenti sebentar. Lalu sekitar sepuluh meter didepan saya, ada dua anak muda yang menyapa saya, “hei, apa kamu juga mencari hostel bla-bla-bla?”.  Spontan saya jawab “ya, hampir prustasi saya”. Mereka menjawab, “kami juga”.

Kami beristirahat sebentar, hingga ada seorang anak muda, mahasiswa yang tinggal di asrama sekitar menawarkan bantuan. “oke, kalian istirahat saja disini, saya akan carikan.”

Hanya beberapa menit, dia kembali lagi dengan berita gembira,”i’ve found it!”

”oh, senangnya”.

Saya dan dua orang muda, yang lelaki dari Prancis, perempuannya dari Bulgaria akhirnya satu kamar. Awalnya mereka menanyakan pada resepsionis apakah masih ada kamar dengan harga murah di hostel tersebut. lalu resepsionis hotel menjawab tidak. Lalu saya mengatakan, saya dapat kamar dengan harga itu, mungkin mereka bisa satu kamar dengan saya, dengan harga yang sama. Dan akhirnya disetujui oleh sang resepsionis.

Mereka bukan turis, datang ke Wroclaw untuk mendatangi tempat dimana sutradara favorit mereka pernah mempertunjukkan drama yang mereka suka. Setelah sebelumnya mereke mengikuti festival teater di kota lain, juga di Polandia.

Di Wroclaw, satu kamar dengan dua anak muda yang tenang, tidak ada turis di sekeliling saya. Tidak ada pemuda Irlandia yang suka pesta. tidak ada bar di lantai paling bawah. Meski bir tak terhindarkan, karena Carrefour letaknya hanya beberapa menit jalan kaki dari tempat penginapan.

One Response

Subscribe to comments with RSS.

  1. fian said, on July 21, 2010 at 9:23 am

    ujung-ujungnya ngebir juga 😀


Leave a comment